Banyak pakar menganalisa dan memberikan komentar mengenai aksi demo ini. Dan dalam kesempatan ini, saya ingin sedikit memberikan komentar mengenai aksi demo ini.
Sebagian orang meyakini aksi demo ini murni dilakukan demi penegakkan hukum dan juga membela kehormatan agama. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa aksi demo ini juga memiliki motif politik. Dan tidak menutup kemungkinan juga, aksi demo ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu demi kepentingan politik.
Dalam bincang-bincang dengan beberapa orang yang termasuk massa mengambang, mereka tidak ingin memilih Ahok bukan karena masalah kasus ucapan Ahok, namun lebih karena mereka khawatir jika Ahok naik nanti maka akan terjadi gejolak politik yang terus-menerus karena kelompok-kelompok tertentu akan terus-menerus berusaha menjatuhkan Ahok sehingga aksi demo besar-besaran mungkin akan lebih sering terjadi.
Ya, inilah psikologi politik. Tidak menutup kemungkinan aksi demo 4 November lalu memang ingin menciptakan psikologi politik semacam itu, setidak-tidaknya itulah dampak yang muncul pada sebagian orang.
Namun demikian, dalam tinjauan ilmu manajemen, saya menjadi merenung, mungkin justru Ahok lah yang mesti naik sebagai gubernur.
Mengapa demikian ?
Dalam ilmu manajemen, agar mencapai hasil atau tujuan yang baik dan maksimal, fungsi kontrol (pengawasan) memiliki peran yang sangat penting. Setidak-tidaknya agar pemerintahan tidak berjalan menyimpang.
Dan jika Ahok naik, fungsi pengawasan ini akan dapat berjalan jauh lebih optimal karena akan ada banyak pihak dan kelompok yang akan terus-menerus mengawasi Ahok. Jadi, Ahok gak mungkin berani berbuat semena-mena karena akan banyak "harimau" yang siap menerkamnya begitu dia berbuat kesalahan. Dan pihak atau kelompok yang mengawasi ini akan bekerja secara suka rela :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar