KUMPULAN ARTIKEL :

Senin, 28 Februari 2022

MENIMBANG WAHABI, APAKAH WAHABI MASUK DALAM ISLAM ?

MENIMBANG WAHABI, APAKAH WAHABI MASUK DALAM ISLAM ?

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam "Islam" terdapat beberapa mazhab dan dalam setiap mazhab terdapat lagi beberapa aliran.

Lalu mazhab dan aliran yang mana yang masuk dalam "Islam" dan yang tidak masuk dalam "Islam" ?

Pada tanggal 4 - 6 Juli 2005, para ulama dan cendekiawan Sunni dan Syiah dari seluruh dunia berkumpul di Amman, Yordania, untuk mengadakan sebuah konferensi dengan mengusung tema "Islam Hakiki dan Perannya dalam Masyarakat Modern".

Konferensi ini melahirkan sebuah risalah yang kemudian dikenal dengan RISALAH AMMAN.

Dalam RISALAH AMMAN ini, para ulama mensepakati siapa atau yang mana saja yang dapat dimasukkan atau diakui sebagai Islam yang Hakiki, yaitu :

  • Mazhab Ahlussunah (Syafi'i, Hanafi, Maliki, Hanbali)
  • Mazhab Syiah (Syiah Jafari / Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah)
  • Mazhab Ibadi
  • Mazhab Zhahiri

Lalu bagaimana dengan Wahabisme ? Apakah Wahabi masuk dalam Ahlussunah sebagai yang sering diklaim oleh kalangan Wahabi ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita dapat merujuk pada Muktamar Ulama Ahlussunnah Internasional pada tanggal 25 Agustus 2016 di Chechnya. Dalam muktamar tersebut, para ulama ahlussunnah dari berbagai penjuru dunia menetapkan siapa saja atau yang mana saja yang diakui sebagai AHLUSSUNNAH.

Dan di bawah ini adalah aliran-aliran yang diakui sebagai ahlussunnah :

  • Mazhab Akidah : Asy'ariyah dan Maturidiah.
  • Mazhab Fikih : Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.
  • Ahli Tasawuf Murni sesuai Manhaj Imam Junaid dan Para Ulama yang meniti jalannya.

Selain itu, para ulama ahlusunnah dari berbagai dunia dalam Muktamar ini menyatakan Khawarij klasik hingga sampai pada Neo-Khawarij saat ini dari kalangan Salafi Takfiri dan ISIS serta semua kelompok radikal yang mengikuti jalan mereka yang memiliki kesamaan sebagai kelompok atau aliran yang sesat dan membahayakan.

Dan di bawah ini adalah sambutan dan pernyataan dari Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmad Ath Thayyib, yang dijadikan sebagai piagam utama dalam Mukmatar Ulama Ahlussunnah Internasional di Chechnya :

Sekali lagi, bagaimana dengan Wahabisme ? Apakah Wahabi masuk dalam Ahlussunah sebagai yang sering diklaim oleh kalangan Wahabi, atau malah masuk ke dalam kelompok yang dianggap sesat dan membahayakan ?

Dalam Risalah Amman maupun Hasil Keputusan Muktamar Ahlussunah Internasional di Chechnya memang tidak ada secara eksplisit menyebut Wahabi / Wahabisme. Namun sesungguhnya kita dapat menilainya sendiri, apakah Wahabi masuk dalam 8 mazhab yang diakui dalam RISALAH AMMAN ? Apakah Wahabi masuk dalam Mazhab Akidah, Mazhab Fikih dan Mengikuti Aliran Tasawuf yang Murini sesuai Manhaj Imam Junaid ? Atau, apakah Wahabi masuk dalam kelompok yang memiliki kesamaan dengan Salafi Takfiri dan ISIS yang dinilai SESAT dan MEMBAHAYAKAN ?

Di bawah ini adalah pandangan tentang Wahabi / Wahabisme dari ulama besar ahlussunnah dari Yodarnia, Dr. Syaik Said Faudah :

Dalam video YouTube di atas, kita dapat menyaksikan dengan jelas dari pernyataan Dr. Syaik Said Faudah bahwa Wahabi / Wahabisme tidaklah termasuk dalam kelompok ahlussunnah karena Wahabi / Wahabisme menyalahi prinsip-prinsip Asy'ariyah dan Maturidiyah.

Dan di bawah ini adalah pendapat dari Syekh Abdul Qadir bin Muhammad bin Shalih al-Husein tentang Wahabi / Wahabisme :

Menurut Syekh Abdul Qadir bin Muhammad bin Shalih al-Husein, Wahabi tak kenal metodologi. Wahabi adalah pengikut salaf yang direkayasa. Wahabi menjauhkan umat dari salaf yang sesungguhnya yakni empat mazhab, dan mengajak kepada salaf yang dipalsukan. Wahabi mendewakan Ibnu Taimiyah sebagai patokan satu-satunya - tiada sekutu baginya - dalam memahami agama seutuhnya. Wahabi sanad keilmuannya terputus. Wahabi tak bersanad kepada Nabi melalui jalur paham mereka itu. Wahabi wajahnya gelap tak kunjung bercahaya. Wahabi tak beradab kepada Allah dan Rasul-Nya serta para wali. Wahabi kompor fitnah di tengah umat Islam. Wahabi biang perpecahan kapan saja dan di mana saja. Itulah hakikat Wahabi. Semoga Allah menyembuhkan siapapun yang terjangkit virusnya.


KESIMPULAN :

Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Wahabi / Wahabisme bukanlah bagian dari Islam. 

Seringkali seseorang melihat atau memandang orang lain dari posisinya berada. Ia melihat orang yang berseberangan dengannya sebagai berada di luar dari dirinya. Ia menilai orang lain sebagai berada di luar padahal sesungguhnya dirinyalah yang berada di luar. Itulah mengapa seringkali kita menjumpai kalangan Wahabi mengkafir-kafirkan orang lain. Itu semua karena Wahabi / Wahabisme berada di luar (di luar Islam) sehingga dia melihat yang ada di dalam (yang masuk dalam Islam) sebagai di luar. Dan lebih ironisnya lagi, di antara kalangan Wahabi sendiri saling mengkafirkan.

Karena sikap Wahabi yang seperti inilah maka Amerika Serikat menjadikan Wahabi sebagai pion untuk menjalankan agenda politiknya demi kepentingannya sebagaimana yang diakui oleh Hilary Clincton dan dapat kita lihat dalam Video YouTube di bawah ini :

Dan sebagai penutup tulisan ini, saya ingin mengakhirinya dengan video tentang MENGENAL WAHABI yang dapat Anda saksikan dan simak pada video-video YouTube di bawah ini :





Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam upaya mencerdaskan umat. Aamiin. Allahumma shali 'ala Muhammad wa aali Muhammad.

Salam Cerdas Bernalar dan Beragama,

Max Hendrian Sahuleka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • SHARE