Mungkinkah bangsa ini seperti "Manusia Gua" seperti dalam alegori Plato yang tidak menyadari dirinya tengah berada dalam kegelapan ???
Untuk menjawab pertanyaan di atas, ini kembali kepada diri kita masing-masing. Tapi yang pasti, pemerintah berusaha menciptakan narasi sedemikian rupa untuk meyakinkan masyarakat bahwa "INDONESIA TIDAK GELAP".
Apakah upaya pemerintah ini adalah sebuah sikap optimis atau sebuah upaya mengelabui atau menutup-nutupi fakta yang ada ?
Salah satu cara untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya, kita dapat mengacu kepada survei yang dilakukan dari lembaga atau institusi yang dipercaya.
Di bawah ini adalah survei dari LPEM FEB-UI tentang kondisi Indonesia saat ini. Survei ini dilakukan secara online pada 14-24 Februari 2025 terhadap 42 ahli ekonomi.
Pada survei ini, ada 3 sektor yang menjadi objek survei, yakni kondisi ekonomi secara keseluruhan, tekanan inflasi, pasar tenaga kerja, hingga ekosistem bisnis.
Kesimpulannya : 55% Ahli Ekonomi sebut KONDISI EKONOMI INDONESIA KINI SURAM.
Lalu apa yang bisa menjadi SOLUSI kalau kondisi kita seperti saat ini ?
Mengacu pada apa yang dilakukan Italia untuk keluar dan situasi ini dan untuk menyelamatkan Italia dari The Great Recession, yang dapat kita lakukan adalah SOCIAL WELFARE, bukan Koncoisme Welfare.
Gagasan social welfare ini bisa dijalankan oleh negara sosialis. Bentuk kebijakan berbasis social welfare adalah penjaminan hak dasar warganya (kesehatan, pendidikan, perumahan).
Tapi jika melihat sektor pendidikan dan kesehatan tidak menjadi prioritas, kok malahan menjadi semakin pesimis ya dengan kondisi Indonesia ke depannya. Apalagi jika melihat Koncoisme Welfare yang semakin tampak dan membesar. Belum lagi ditambah dengan kasus korupsi yang semakin meningkat dengan nilai korupsi yang semakin fantastis.
Sekali lagi, masih mau bilang Indonesia baik-baik saja ? Alih-alih menyadari kondisi yang semakin memburuk, malahan pemerintah melalui buzzernya melakukan kampanye #INDONESIATERANG untuk melawan #INDONESIAGELAP.
Sekali lagi, HABIS GELAP TERBITLAH TERANG, hanya dapat terjadi jika bangsa ini benar-benar menyadari dirinya tengah berada dalam kegelapan dan kemudian berusaha keluar dari kegelapan dengan berusaha sedemikian rupa membuat lubang-lubang agar cahaya dapat masuk yang bukan hanya dapat memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi dan tahu apa yang dilakukannya.
Tapi pasti banyak (baca: POLI) TIKUS yang tidak akan membiarkan cahaya ini masuk menerangi rakyat. Ya namanya juga TIKUS, senangnya berada di tempat yang gelap.
Mungkinkah kita perlu melakukan sesuatu agar "TIKUS-TIKUS" itu keluar dari sarangnya seperti yang dilakukan di Yunani ???
Salam Cerdas Bernalar dan Berpolitik,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar