KUMPULAN ARTIKEL :

Senin, 18 Februari 2019

BENARKAH JOKOWI MENGGUNAKAN ALAT KOMUNIKASI SAAT DEBAT PILPRES ?

Salah satu tuduhan terhadap Jokowi yang sedang heboh dan viral pada saat debat Pilpres kedua (Minggu, 17 Februari 2019) adalah Jokowi menggunakan alat komunikasi berupa earphone yang diaktifkan dengan menggunakan alat berbentuk seperti pulpen. BENARKAH ?

Akar dari tuduhan ini adalah gerakan tangan Jokowi yang memegang kuping dan juga memegang pulpen seperti yang disampaikan oleh Wulandari Az-Zahra saat mengomentari postingan saya sebagai tampak pada gambar di bawah ini :


Dan alat komunikasi tersebut diduga seperti gambar di bawah ini sebagaimana yang diposting oleh Mohammad Titus Emilius yang dinamakan "Wireless Earbuds" :


Tulisan saya kali ini ingin mengulas mengenai hal ini, benarkah Jokowi menggunakan alat komunikasi untuk berkomunikasi dengan orang lain yang akan membantunya dalam menyampaikan sesuatu atau menjawab pertanyaan ?

Dan saya mengawali komentar atas tuduhan tersebut dengan pernyataan : TUDUHAN TERSEBUT ADALAH SALAH.

Ada beberapa argumentasi saya untuk menyanggah tuduhan tersebut, yaitu :

PERTAMA :

Menurut Anda, apakah pihak KPU tidak melakukan pengecekan terhadap fisik dari para capres sebelum debat berlangsung untuk menjamin bahwasannya tidak ada satu pun capres yang melakukan kecurangan dengan menggunakan alat komunikasi ?

Dan saya yakin bahwasannya pihak KPU pasti melakukan pengecekan atas hal tersebut.

KEDUA :

Memangnya seberapa hebatnya pendengaran Pak Jokowi sehingga mampu mendengar suara melalui earphone di mana sampai-sampai orang lain tidak mampu mendengarnya ?

KETIGA :

Yang paling sahih untuk menyanggah tuduhan tersebut adalah dengan menonton ulang secara seksama video debat Pilpres tersebut dan kemudian memperhatikan dengan seksama apakah Pak Jokowi menggunakan earphone sebagai alat komunikasi yang dituduhkan tersebut ?

Bagi yang belum menyaksikannya, silahkan KLIK video di bawah ini !


Dari rekaman video debat Pilpres yang ada, maka saya melakukan screenshot saat kamera menyorot Pak Jokowi dari sisi kanan maupun sisi kiri. Dan inilah screenshot tersebut :


Silahkan perhatikan dengan seksama, apakah tampak adanya "Wireless Earbuds" di telinga Pak Jokowi baik di sisi kanan maupun kiri ?

Saya yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa Anda pasti sepakat dengan saya bahwasannya JAWABANNYA ADALAH TIDAK.

Sangat tampak jelas bahwa tidak ada satu pun benda berbentuk seperti "Wireless Earbuds" sebagaimana dituduhkan oleh Mohammad Titus Emilius.

Namun demikian, Anda mungkin masih belum bisa menerima ketiga argumentasi saya di atas dengan membuat kesimpulan sendiri dengan tetap masih mengacu pada gerakan Jokowi memegang kuping. Dan Anda pun kemudian membuat retorika dengan mengatakan : "Lalu mengapa Pak Jokowi memegang kuping saat menyampaikan pendapat dalam debat tersebut ?" dan juga "Untuk apa Pak Jokowi memegang pulpen saat debat ?"

Dalam buku "QUANTUM LEARNING", kita menemukan bahwasa ada 3 gaya belajar seseorang, yaitu : visual, audio dan kinestetik. Sedangkan dalam buku "LAW OF CONNECTION", kita menemukan bahwa ada 4 gaya komunikasi seseorang, yaitu visual, audio, kinestetik dan digital.

Dan menurut analisa saya, Pak Jokowi adalah dominan tipe audio. Gaya belajar seorang audio adalah dengan menggunakan pendengaran (telinga). Dan secara body language, seorang audio ketika berpikir cenderung memegang kuping atau telinganya. Selain itu, dalam berkomunikasi, seorang audio cenderung menggunakan kata "saya dengar" atau lain sejenisnya.

Lalu bagaimana dengan memegang pulpen yang dilakukan oleh Pak Jokowi saat debat Pilpres ?

Ada 2 kemungkinan mengapa Pak Jokowi memegang pulpen saat debat pilpres kedua yang berlangsung pada tanggal 17 Februari 2019.

PERTAMA,

Selain audio, Pak Jokowi juga termasuk tipe kinestetik. Seorang kinestetik cenderung bergerak atau tidak bisa diam saat berpikir. Oleh karena itu, seorang kinestetik cenderung menggerakkan sesuatu ketika sedang berpikir, termasuk memegang atau memainkan pulpen.

KEDUA,

Pak Jokowi memegang pulpen bisa jadi untuk membantunya untuk fokus dan konsentrasi saat berpikir. Dan bisa jadi juga, Pak Jokowi memegang pulpen untuk mengalihkan kegrogiannya. Apapun itu, intinya dengan memegang pulpen, Pak Jokowi dapat berkonsentrasi dan berpikir jauh lebih baik.

-------------------------

Demikianlah ulasan dan sanggahan saya atas tuduhan yang beredar dan sedang viral tersebut.

Dan sebagai penutup, saya ingin menyarankan bahwa hendaknya nalar sehat kita terus digunakan sehingga tidak mudah termakan hoax dan kemudian turut menyebarkannya. Hanya karena hoax tersebut sejalan dengan kepentingan dan keinginan, maka kemudian Anda anggap sebagai kebenaran.

Anda mungkin tidak sepakat dengan pendapat dan analisa saya ini, silahkan saja. Tinggal selanjutnya, "Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu termasuk orang-orang yang benar."

Salam Cerdas,

Max Hendrian Sahuleka

Ciputat, 19 Februari 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • SHARE