Jika bisa rumit, mengapa harus sederhana atau disederhanakan ? Nampaknya inilah yang menjadi slogan negeri ini belakangan ini. Mungkin ini karena ketika sekolah, mereka ini sangat buruk dalam pelajaran matematika, khususnya tentang penyederhanaan dalam aljabar 😁
Masalah ijazah asli Jokowi sebenarnya sederhana saja solusinya, yaitu dengan tunjukkan ijazah aslinya.
Lalu bagaimana jika hilang sebagaimana yang dikatakan oleh Jokowi ?
Jika memang hilang, mengapa tidak disampaikan sejak dahulu. Dan jika hilang, apakah tidak bisa dibikin/dicetak ulang oleh pihak universitas ?
Secara teori, seharusnya sih bisa dibikin/dicetak ulang, apalagi jika sistem administrasi dan dokumentasi kampu tersebut sangat baik.
Masa iya sih, salah satu kampus terbaik di negeri ini sistem administrasi dan dokumentasinya buruk ?
Apa kata GAJAH MADA ?
Tapi yang benar yang mana nih ? Ijazahnya hilang atau ada ?
Kalau hilang, terus apa dong yang dlihat oleh para pengacara Jokowi yang berjumlah 7 orang itu ? Kata para pengacara Jokowi, mereka sudah lihat, meskipun kata mereka tidak akan diperlihatkan kecuali perintah pengadilan.
Jadi, kira-kira siapa ya yang berbohong ? Para pengacara kah atau Jokowi ?
Dalam kaidah logika, 2 hal yang bertentangan tidak mungkin keduanya adalah benar. Yang mungkin adalah salah satunya pasti salah, atau keduanya adalah salah.
Apakah keduanya (Jokowi dan pengacaranya) adalah salah ?
Apakah mereka tidak paham bahwa pengakuan mereka sesungguhnya adalah sebuah bentuk kesaksian ? Bersaksi palsu adalah salah satu dosa besar dalam agama ? Atau, mereka tidak beragama ? Seandainya pun tidak beragama, masih ada moral. Apakah mereka masih punya moral ?
Confucius berkata: "Ketika moral hancur, negara pun runtuh." Apakah 'ramalan" Prabowo bahwa Indonesia akan hancur pada tahun 2030 itu menjadi kenyataan ?
Jika benar, maka orang yang patut disalahkan dalam hal ini adalah Prabowo. Di mana letak kesalahannya ? Yaitu ketika Prabowo tidak mampu menyelesaikan masalah yang sebenarnya sederhana saja solusinya, yaitu tunjukkan ijazah asli Jokowi.
Indonesia mungkin saja tidak hancur, tapi kehilangan keagungannya sebagai bangsa yang besar. Alexis de Tocqueville berkata: "Tidak ada keagungan tanpa moralitas."
"APA KATA DUNIA ?", begitulah kata Jenderal Nagabonar, tokoh fiksi dalam film NAGABONAR.
Yup, mungkin banyak negara yang mengatakan: "Kok bisa Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang tidak lulus sarjana?"
Mungkin masih ada yang berusaha mencari pembenaran dengan berkata: "Tingkat pendidikan tidak menjamin kualitas seseorang."
Namun negara-negara tersebut berkata: "Sebegitu bodohnya kah bangsa Indonesia sehingga bisa dibohongi sedemikian rupa oleh pemimpinnya ?"
Kemudian negara-negara tersebut berkata: "Mungkin saja. Mungkin karena bangsa Indonesia kurang gizi. Itulah mengapa program makan gratis menjadi program andalannya."
Dalam kuburnya, mungkin Taufiq Ismail berteriak kepada kita semua: "Itulah mengapa aku memberi judul kumpulan puisi-pusiku dengan MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA"
Ironisnya, bukannya sadar akan hal ini dan memperbaikinya, pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui menterinya) akan berkata: "Ndasmu. Pergi saja kau dari Indonesia jika memang malu jadi orang Indonesia."
Pasti jika memang sampai berkata demikian, orang itu lupa bahwa kanjeng Nabi pernah bersabda: "Malu itu sebagian dari iman." Atau, memang sudah tidak ada iman dalam dirinya, iman percaya adanya Tuhan Yang Maha Melihat dan Tuhan Yang Maha Menghukum dan Membalas ?
Yang pasti, jika ternyata memang ijazahnya tersebut benar-benar palsu, maka benarlah apa yang dikatakan Denis Fonvizin: "Orang bodoh sangat berbahaya jika sedang berkuasa."
Dan sekarang ini kita senang menderita akibat kebohongan yang berhasil dibuatnya di mana kita telah tertipu daya.
Tinggal pertanyaannya, apakah kita sadar dan bangkit atau diam membiarkan kebohongan ini terus berlanjut dan semakin berkembang ?
Marcus Tullius Cicero berkata: "Siapa saja bisa berbuat kesalahan, tetapi hanya orang bodoh yang terus melakukan kesalahannya."
JANGANLAH LEBIH BODOH DARI KELEDAI, KARENA SEEKOR KELEDAI TIDAK AKAN PERNAH JATUH KE DALAM LUBANG YANG SAMA DUA KALI !!!
Salam Cerdas Bernalar, Beragama dan Berpolitik,
Max Hendrian Sahuleka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar