KUMPULAN ARTIKEL :

Kamis, 10 Maret 2022

MENYOAL BANTUAN MINYAK GORENG DAN FENOMENA KELANGKAAN MINYAK GORENG

MENYOAL BANTUAN MINYAK GORENG DAN FENOMENA KELANGKAAN MINYAK GORENG
MENYOAL BANTUAN MINYAK GORENG DAN FENOMENA KELANGKAAN MINYAK GORENGMENYOAL BANTUAN MINYAK GORENG DAN FENOMENA KELANGKAAN MINYAK GORENG
MENYOAL BANTUAN MINYAK GORENG DAN FENOMENA KELANGKAAN MINYAK GORENG
MENYOAL BANTUAN MINYAK GORENG DAN FENOMENA KELANGKAAN MINYAK GORENG
MENYOAL BANTUAN MINYAK GORENG DAN FENOMENA KELANGKAAN MINYAK GORENG

Di tengah terjadinya kelangkaan minyak goreng, banyak partai dan pihak-pihak yang membagikan minyak goreng secara murah bahkan gratis. Saya menjadi bertanya-tanya, BAGAIMANA MEREKA BISA MENDAPATKAN MINYAK GORENG ITU DALAM JUMLAH YANG BANYAK ?

Jangan-jangan kelangkaan minyak goreng yang terjadi akibat ulah mereka sendiri yang menimbun minyak goreng untuk motif politiknya.

Ada 2 kemungkinan motif politik terkait hal ini, yaitu :

1. MOTIF MENDULANG SUARA ATAU MENDAPAT SIMPATI DARI MASYARAKAT

Motif mendulang suara atau mendapat simpati dari masyarakat ini dilakukan dengan cara membagikan minyak goreng baik dengan harga sangat murah maupun gratis.

2. MOTIF MENJATUHKAN LAWAN POLITIK

Motif menjatuhkan lawan politik di sini adalah menciptakan chaos atau kekacauan di tengah-tengah masyarakat yang kemudian menisbatkan kepada pemerintah yang dianggap sebagai lawan politiknya.

Fenomena ekonomi pada dasarnya memang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari masalah politik. Bahkan secara hakikat dan etimologis, ekonomi adalah politik.

Secara etimologis, EKONOMI berasal dari kata OIKOS yang berarti RUMAH TANGGA = NEGARA, dan NOMOS yang artinya adalah KAIDAH. Jadi, ekonomi adalah kaidah tentang bagaimana mengatur rumah tangga atau negara. Sedangkan POLITIK berasal dari kata POLIS yang artinya NEGARA KOTA.

Oleh karena itu, sangatlah naif jika menganggap masalah ekonomi sebagai terpisah dari masalah politik.

Para ekonom klasik mengatakan bahwa masalah utama ekonomi adalah SCARCITY (KELANGKAAN). Kelangkaan terjadi akibat tidak seimbangnya antara PERMINTAAN (DEMAND) dengan PENAWARAN (SUPPLY) di mana jumlah yang diminta lebih besar daripada jumlah yang ditawarkan / diproduksi, atau, jumlah yang ditawarkan / diproduksi lebih kecil dari jumlah yang ditawarkan.

TINGGAL PERTANYAANNYA, kelangkaan minyak goreng yang terjadi lebih disebabkan oleh meningkatnya permintaan atau menurunnya penawaran / produksi ?

PERTANYAAN SELANJUTNYA, jika kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh menurunnya penawaran / produksi, apakah yang menyebabkan turunnya produksi ? Apakah itu disebabkan oleh berkurangnya bahan baku minyak goreng untuk diproduksi ? Atau, apakah itu disebabkan oleh hal lain, misalnya produsen sengaja mengurangi produksinya ?

Apa tujuannya produsen mengurangi produksinya ? Bisa motif mencari keuntungan karena sesuai dengan mekanisme pasar, harga pasar dapat naik jika penawarannya berkurang. Dan biasanya kalau harga naik maka relatif tidak akan turun, kecuali jika melalui proses mekanisme pasar ada pesaing yang kemudian menurunkan harga lagi. Tapi bagaimana jika produsen membentuk kartel demi meningkatkan keuntungannya bersama ?

Jika kelangkaan minyak goreng ini disebabkan karena terjadinya kartel harga dan kartel produksi, maka pemerintah haruslah mengambil tindakan tegas dan tepat akan hal ini.

Namun jika penyebab produksi berkurang karena kekurangan bahan baku, maka pemerintah harus mulai berpikir bagaimana mengatasi masalah ketersediaan bahan baku minyak goreng ini ke depannya agar fenomena kelangkaan minyak goreng ini tidak terjadi lagi.

PERTANYAAN SELANJUTNYA, jika kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh meningkatnya permintaan, apakah yang menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan ?

Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya :

1. Meningkatnya permintaan minyak goreng oleh industri

Industri di sini adalah pelaku-pelaku bisnis yang membutuhkan minyak goreng untuk menjalankan bisnisnya, seperti produsen mie instant, penjual ayam goreng, penjual produk olahan yang digoreng, dan lain sebagainya.

2. Meningkatnya permintaan minyak goreng oleh pihak-pihak tertentu 

Seringkali bagi-bagi sembako menjadi salah satu strategi bagi partai, ormas, LSM atau yang lain sejenisnya untuk mendapat simpati dari masyarakat. Dan minyak goreng menjadi salah satu komoditas yang diberikan.

Entah sadar atau tidak sadar, tindakan mereka untuk mendapat simpati dari masyarakat dengan membagi-bagi sembako atau minyak goreng ini berakibat pada terjadinya kelangkaan minyak goreng yang selanjutnya berdampak pada kenaikan harga minyak goreng.

Dan terkait pada sebab kedua ini, saya ingin mengakhiri komentar saya akan hal ini dengan mengutip sebuah ayat yang berbunyi : Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. [ Q.S. Al-Baqarah / 2: ayat 11 - 12 ]

DAN PERTANYAAN TERAKHIR, adakah kemungkinan bahwa kelangkaan minyak goreng yang saat ini terjadi di luar dari analisa di atas ?

Jawabannya adalah MUNGKIN. Kemungkinan kelangkaan minyak goreng yang terjadi bisa juga disebabkan oleh ulah dari orang-orang atau pihak-pihak yang ingin memperoleh keuntungan dengan menjual minyak goreng ke luar negeri di mana hal itu disebabkan harga pasar minyak goreng di luar negeri lebih tinggi daripada di dalam negeri. Tinggal pertanyaannya, mungkinkah ini dilakukan ?

Jawabannya sih mungkin-mungkin saja. Tapi jika itu dilakukan pasti ada permainan antara pelaku dengan pihak aparat karena untuk dapat mengekspor ke luar negeri kan tidak semudah mengirim barang lewat GoSend atau lain sejenisnya. Pasti harus melalui prosedur dan perijinan yang ketat.


KESIMPULAN :

1. Perlu mengetahui dengan pasti apa yang menyebabkan terjadinya kelangkaan minyak goreng guna mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalah kelangkaan ini. Dan bisa jadi penyebabnya lebih dari satu.

2. Perlu dicari solusi-solusi alternatif untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng ini, misalnya :

  • Dengan mencari alternatif minyak goreng yang selama ini ada, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, minyak bunga matahari, lemak kambing, lemak sapi, dan lain sebagainya.
  • Dengan mengubah pola konsumsi (yang tadinya mengkonsumsi suatu makanan dengan cara digoreng menjadi mengkonsumsi suatu makanan dengan cara dikukus atau direbus). Dan mungkin sebagai konsumen, ini langkah yang lebih baik dilakukan. Selain tidak bergantung dengan masalah kelangkaan minyak goreng baik terjadi saat ini maupun yang akan terjadi lagi ke depannya, mengkonsumsi makanan dengan cara dikukus atau direbus lebih sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • SHARE