KUMPULAN ARTIKEL :

Sabtu, 12 Maret 2022

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

Amerika Serikat melalui media-media dan jaringan-jaringannya yang dikuasainya berusaha sedemikian rupa memutarbalikkan fakta, membuat opini dan melakukan propaganda demi kepentingan politiknya.

Dan dalam postingan ini, saya ingin menanggapi analisa CNN yang berjudul "Mengapa Banyak Warga Negara Indonesia Dukung Putin Invasi Ukraina ?"

Tanggapan saya ini bukanlah pada poin-poin tentang alasan warga Indonesia Dukung Putin Invasi Ukraina, melainkan lebih pada penjelasan dari masing-masing poin itu di mana banyak sekali sifatnya memutarbalikkan fakta dan menutupi dari fakta yang sebenarnya.

Di bawah ini adalah hal-hal yang saya ingin tanggapi dan kritisi atas analisa CNN tersebut :

1. Benarkah Amerika Serikat benar-benar tidak terlibat dalam konflik Rusia - Ukraina ?

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

Yang saya ingin komentari pertama kali adalah bahasa yang digunakan yang sifatnya langsung memvonis yang mendukung Putin sebagai "tak bisa memandang dengan jernih".

Komentar selanjutnya, sangat naif sekali jika dikatakan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat sama sekali dalam konflik Rusia - Ukraina. Menurut saya, justru Amerika Serikat sangat terlibat dalam konlik Rusia - Ukraina ini.

Sebelum terjadi konflik Rusia - Ukraina, terjadi penggulingan terhadap presiden Ukraina yang Pro Rusia, Viktor Yanukovych, pada bulan Februari 2014. Sikap Viktor Yanukovych ini pasti sangat ditentang oleh Amerika Serikat dan karenanya dengan berbagai cara Amerika Serikat berusaha menggulingkannya sehingga Amerika Serikat kemungkinan besar berada dibali semua upaya penggulingan Viktor Yanukovych ini. Satu hal yang perlu dicatat di sini adalah bahwa Viktor Yanukovych terpilih melalui proses yang demokratis yaitu melalui Pemilu. 

Hasil referendum penduduk Krimea pada 16 Maret 2014 di mana mereka lebih memilih bergabung dalam Federasi Rusia dan lepas dari Ukraina yang tidak diterima oleh Amerika Serikat kemungkinan besar menjadi faktor penyebab Amerika Serikat melibatkan diri lebih jauh sehingga terjadi konflik Rusia - Ukraina. Satu hal yang perlu juga dicatat di sini adalah bahwa keinginan penduduk Krimea untuk bergabung dalam Federasi Rusia dan melepaskan diri dari Ukraina ini dilakukan melalui proses yang demokratis yaitu referendum.

Amerika Serikat dan Ukraina berusaha sedemikian rupa untuk merebut kembali Krimea. Dan ini menyebabkan terjadinya konflik yang cukup berkepanjangan di Ukraina.

Satu hal yang perlu dicatat, Krimea sebelum Rusia menjelma menjadi Uni Soviet, memang merupakan wilayah Rusia, termasuk Ukraina Timur yang mencakup Donetsk dan Lugansk.

Inilah yang menyebabkan penduduk di wilayah Donetsk dan Lugansk ingin memerdekakan memisahkan diri dari Ukraina. Pada tanggal 21 Februari 2022, Vladimir Putin selaku Presiden Rusia menyatakan mengakui kemerdekaan 2 wilayah tersebut, yaitu Donetsk dan Lugansk. Dan pada tanggal 22 Februari 2022, ada 4 negara lainnya yang juga mengakui kemerdekaan dua wilayah tersebut, yaitu Kuba, Venezuela, Nikaragua dan Suriah. Selain 4 negara tersebut, propinsi-propinsi Georgia yang memisahkan diri dari Ossetia Selatan dan Abkhazia juga mengakui kemerdekaan Donetsk dan Lugansk.

Sikap Amerika Serikat yang tidak mengakui kedaulatan Donetsk dan Lugansk ini jugalah yang menyebabkan Amerika Serikat mengirimkan senjata kepada Ukraina guna menaklukkan dan merebut kembali Donetsk dan Lugansk.

Kebijakan pemerintah yang mengirimkan senjata kepada Pemerintah Ukraina inilah yang mungkin menjadi sebab utama dari Rusia untuk melakukan serangan kepada Ukraina yang memang serangan tersebuut diarahkan kepada gudang persenjataan Ukraina dan Pangkalan militernya.

Jadi, dengan mempertimbangkan segala hal yang dipaparkan di atas, maka konflik Rusia - Ukraina memang bukanlah murni merupakan konflik Rusia - Ukraina melainkan Rusia dengan Ukraina dan negara-negara yang berada di belakang Ukraina, terutama adalah Amerika Serikat.

2. Menuduh Chechnya atau Pemimpin Chechnya sebagai Otoriter

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

Dalam opini tersebut yang menyatakan bahwa warga Indonesia mendukung Putin lebih karena sentimen agama (Islam) di mana di antaranya karena Rusia didukung oleh Chechnya yang dipotret sebagai sangat dekat dengan Islam. Namun dalam opininya tersebut, CNN ingin menyatakan bahasannya Chechnya dan atau pemimpin Chechnya bukanlah Islam karena otoriter.

Padahal kita tahu sama tahu bahwa Chechnya melakukan pemilu untuk memilih pemimpin atau Presiden di mana Ramzan Kadyrov terpilih dengan mengantongi 99,7% suara.

Sampai saat ini, pihak Amerika Serikat selalu menuduh negara-negara yang tidak mau tunduk kepadanya sebagai otoriter, namun sama sekali tidak mempersoalkan negara-negara yang tidak demokratis di mana yang menjadi pemimpin tidak melalui proses pemilu (seperti Arab Saudi dan Yordania) di mana seringkali membuat kebijakan yang tidak demokratis seperti menghukum tegas orang-orang yang menjadi lawan politiknya tanpa melalui proses hukum yang benar. 

3. Menyajikan fakta yang tidak utuh tentang serangan militer Rusia ke Afganistan

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

CNN berusaha membangun opini untuk menjauhkan umat Islam dari mendukung Rusia atas konflik Rusia - Ukraina dengan memberikan informasi yang menyesatkan dan memutarbalikkan fakta dengan mengatakan bahwa Rusia melakukan invasi kepada Afganistan.

Sangat besar kemungkinannya bahwa apa yang terjadi di Afganistan saat itu merupakan dampak dari perang dingin. Afganistan yang saat itu lebih dekat dengan Rusia berusaha digulingkan oleh Amerika Serikat. 

Satu hal yang diabaikan oleh CNN adalah bahwa kelompok-kelompok yang disebut sebagai mujahidin dengan mengatasnamakan Islam yang melawan Rusia atau Uni Soviet saat itu adalah kelompok-kelompok yang dilatih, dipersenjatai dan didanai oleh Amerika Serikat. Jadi, yang dilawan Rusia yang dinisbatkan oleh CNN atau analis dalam analisa CNN ini adalah Taliban.

Dan CNN benar-benar menafikkan fakta tentang agresi Amerika Serikat yang melakukan agresi ke Afganistan dengan membombardir Amerika Serikat dengan atas nama melawan kelompok teroris global, Taliban dan Al-Qaeda, yang sesungguhnya merupakan kelompok-kelompok yang dilatih, dipersenjati dan didanai oleh Amerika Serikat.

4. Menyajikan fakta yang menyesatkan tentang serangan militer Rusia ke Suriah

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

CNN juga berusaha membangun opini untuk menjauhkan umat Islam dari mendukung Rusia atas konflik Rusia - Ukraina dengan memberikan informasi yang menyesatkan dan memutarbalikkan fakta tentang serangan militer Rusia ke Suriah.

Jika Rusia menyerang Suriah, lalu mengapa tentara Suriah sekarang ini justru membantu Rusia dengan mengirim tentaranya ke Donbas Ukraina ?

Yang Rusia lakukan adalah membantu pemerintah Suriah Basar Asaad dalam melawan kelompok ISIS yang berusaha menggulingkan pemerintah Basar Asaad.

Dan seperti yang kita ketahui dan sudah diakui oleh para petinggi Amerika Serikat yang pernyataannya direkam dan viral di YouTube dan berbagai media sosial, ISIS sebagaimana Taliban dan Al-Qaeda adalah kelompok yang dilatih, dipersenjatai dan didanai oleh Amerika Serikat. Dan banyak ulama Islam terkemuka menyatakan bahwa ISIS bukanlah Islam.

Jadi, sangatlah aneh jika CNN atau si analis dalam CNN tersebut menuduh Rusia melakukan serangan kepada umat Islam di Suriah.

Justru seharusnya kita bertanya-tanya, mengapa Amerika Serikat berusaha sedemikian rupa melatih, mempersenjatai dan mendanai ISIS untuk menggulingkan pemerintah Basar Asaad ?

Tentu saja semua itu tidak lain dan tidak bukan adalah demi kepentingan politik dan ekonominya. Di tambah dengan upaya menjaga stabilitas keamanan Israel karena Suriah adalah negara yang berbatasan langsung dengan Israel.

5. Mengangkat isu komunisme

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

Untuk menjauhkan dukungan umat Islam terhadap Rusia, CNN atau si penganalisa berusaha membuat opini yang masih ingin mengkaitkan komunisme dengan Rusia karena CNN atau si pengalisan tahu bahwa umat Islam sangat anti terhadap Komunisme.

Ada 2 komentar saya akan hal ini :

Pertama, komunisme telah runtuh yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet. Setidak-tidaknya dengan keruntuhan Uni Soviet ini tidak akan ada lagi upaya bagi penganut paham komunis untuk membangun Negara Raya Berpaham Komunis.

Kedua, komunisme itu sendiri adalah ideologi yang sangat bertentangan dengan Rusia yang sangat kental dengan budaya Kristen Ortodoksnya.

Bahkan Syaikh Imran Nazar Hosein, seorang ulama, cendekiawan, penulis dan filsuf dari Trinidad dan Tobago, mengatakan bahwa ajaran komunisme dan upaya membangun Uni Soviet )Negara Raya Berpaham Komunisme) adalah sebuah strategi Zionis Isral guna menghancurkan Rusia.

6. Menuduh pendukung Rusia sebagai minim informasi dan bersumber kepada sumber yang tidak kredibel

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

Menuduh bahwa mendukung Rusia bahkan bersikap untuk netral sekalipun akan dituduh oleh mereka karena minim informasi dan bersumber kepada sumber yang tidak kredibel.

Bahkan ketika saya mendasarkan sumber saya kepada yang ditulis atau diberitakan kembali oleh Eva Karene Bartlett, seorang jurnalis independen asal Kanada, sumber saya tersebut dengan segala sumbernya tetap dianggap oleh mereka sebagai sumber yang tidak kredibel.

Padahal Eva Karene Bartlett adalah seorang jurnalis yang sering terjun langsung ke daerah konflik, termasuk konflik yang terjadi di Donbas Ukraina.

Dan seperti sudah kita ketahui bersama bahwa Amerika Serikat berusaha sedemikian rupa menguasai media di berbagai negara yang menjadi senjata utamanya demi kepentingan politik dan ekonominya.

----------

KESIMPULAN :

Sebagai sebuah poin-poin, saya tidaklah akan mempersoalkan mengenai alasan mengapa banyak warga Indonesia mendukung Rusia. Misalnya karena sosok Putin dan fenomena Islam yang berkembang pesat di Rusia, namun yang saya persoalkan di sini adalah opini yang dibangun oleh CNN atau si penganalisa dalam tulisan tersebut yang berusaha membalikkan poin-poin tersebut dengan menyajikan informasi yang menyesatkan untuk mengcounter poin-poin tersebut.

Memang seringkali CNN menyajikan informasi yang menyesatkan. Bahkan Donald Trump pun mangatakan hal tersebut sebagaimana dapat dilihat dari kutipannya di bawah ini :

MENANGGAPI OPINI CNN TENTANG ALASAN WARGA INDONESIA MENDUKUNG RUSIA

We should have a contest as to which of the Networks, plus CNN and not including Fox, is the most dishonest, corrupt and/or distorted in its political coverage of your favorite Presiden (me). They are all bad. Winner to receive the FAKE NEWS TROPHY!

Kita harus mengadakan kontes tentang Jaringan mana, ditambah CNN dan tidak termasuk Fox, yang paling tidak jujur, korup dan/atau menyimpang dalam liputan politik Presiden favorit Anda (saya). Mereka semua buruk. Pemenang untuk menerima TROPHY FAKE NEWS!

Namun yang berbeda dari saya dengan pendapatnya Trump adalah bahwa sumber-sumber dari media-media Amerika Serikat, termasuk Fox, perlu dipertanyakan. Perlu melakukan crosscheck dari sumber berita lainnya dan yang paling penting adalah melakukan analisa dengan seksama atas informasi-informasi yang diperoleh.

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." [ Q.S. Al-Hujurat / 49 : 6 ]


Salam Cerdas Bernalar dan Beragama,

Max Hendrian Sahuleka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • SHARE