KUMPULAN ARTIKEL :

Kamis, 24 Februari 2022

MENGKRITISI TERJEMAHAN SURAT YASIN AYAT 12

MENGAPA KAU TERJEMAHKAN KATA "IMAM" DENGAN "KITAB" ?

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

innā nanu nuyil-mautā wa naktubu mā qaddam wa āārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn. 
[ Q.S. Yasin / 36 : ayat 12 ]

Dalam kaidah dan etika menterjemahkan sebuah kata dalam sebuah bahasa ke dalam bahasa lain, jika kata asli yang diterjemahkan tersebut sudah menjadi kosakata dalam bahasa yang akan diterjemahkan dan sudah dipahami maknanya maka ia haruslah diterjemahkan ke dalam kata aslinya.

Dalam hal ini, yang ingin saya bahas adalah kata "imam" dalam Surat Yasin ayat 12 yang diterjemahkan menjadi "kitab", padahal kata "imam" sudah menjadi kosakata dalam bahasa Indonesia dan sudah dipahami maknanya. Dan kata "kitab" itu sendiri yang aslinya berasal dari bahasa Arab sudah menjadi kosakata dalam bahasa Indonesia yang juga sudah memiliki makna tersendiri yang sudah dipahami oleh orang Indonesia di mana kata "kitab" berbeda arti dan maknanya dengan "kitab".

Untuk memahami sebuah ayat dan kata dalam Al-Quran, ada beberapa metode. Dan dalam hal ini saya menggunakan 2 metode yang dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya, yaitu :

1. Melihat ayat sebelum dan atau sesudahnya

Mari kita lihat ayat sebelum ayat yang kita bahas dalam postingan ini !

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

Wa sawā`un 'alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn. Innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajrin karīm.

Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga. Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. [ Q.S. Yasin / 36 : 10 - 11]

Pada Surat Yasin ayat 10 - 11, kita akan dapat lihat dengan jelas bahwa ayat ini bukannya tengah membahas tentang sesuatu (kitab), melainkan tengah membahas tentang seseorang atau sosok yaitu sosok yang memberi peringatan.

Sekarang, mari kita lihat ayat sesudah ayat yang kita bahas dalam postingan ini !

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn. Qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai`in in antum illā takżibụn.

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.” [ Q.S. Yasin / 36 : 13 - 14]

Pada Surat Yasin ayat 13 - 14, kita juga dapat lihat dengan jelas bahwa ayat ini bukannya tengah membahas tentang sesuatu (kitab), melainkan tengah membahas tentang seseorang atau sosok yaitu sosok yang memberi peringatan.

Dengan melihat ayat sebelum dan sesudah Surat Yasin ayat 12 maka dapat kita simpulkan bahwa penerjemahan yang menterjemahkan dan penafsiran yang menafsirkan kata "imam" dengan "kitab" adalah BATIL.

----------

2. Melihat ayat lain yang memiliki kata yang sama bahkan menjelaskannya, baik itu kata "imam" maupun kata "kitab"

Mari kita lihat ayat-ayat yang memiliki redaksi kata "kitab" !

الۤرٰ ۗ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۗ اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

Alif lām rā, tilka āyātul-kitābil mubīnNaḥnu naquṣṣu 'alaika aḥsanal-qaṣaṣi bimā auḥainā ilaika hāżal-qur`āna wa ing kunta ming qablihī laminal-gāfilīn.

Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an) yang jelas. Sesungguhnya Kami menurunkannya sebagai Qur'an berbahasa Arab, agar kamu mengerti. [ Q.S. Yusuf / 12 : 1 - 2]

الۤرٰ ۗتِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ وَقُرْاٰنٍ مُّبِيْنٍ ۔

Alif lām rā, āyātul-kitābi wa qur`ānim mubīn.

Alif Lam Ra. (Surah) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Kitab (yang sempurna) yaitu (ayat-ayat) Al-Qur'an yang memberi penjelasan[ Q.S. Al-Hijr / 15 : 1 ]

Dalam 2 ayat di atas, kita akan dapat lihat dengan jelas bahwa kata "kitab" memiliki kosakata tersendiri dalam Al-Quran dan bahasa Arab di mana sudah menjadi kosakata tersendiri juga dalam bahasa Indonesia. Jika Allah ingin memaksudkan ayat dalam Surat Yasin ayat 12 itu dengan kitab, maka Allah pasti akan menggunakan kata "kitabil mubin" seperti dalam Surat Yusuf ayat 1. Namun faktanya, Allah menggunakan kata "imamim mubin" dalam Surat Yasin ayat 12. Dapat dipastikan bahwa yang dimaksud dalam Surat Yasin ayat 12 adalah "imam yang jelas" sebagai sosok atau seseorang, bukannya "kitab".

Sekarang mari kita lihat ayat yang memiliki redaksi kata "imam" !

وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ

Wa iżibtalā ibrāhīma rabbuhụ bikalimātin fa atammahunn, qāla innī jā'iluka lin-nāsi imāmā, qāla wa min żurriyyatī, qāla lā yanālu 'ahdiẓ-ẓālimīn.

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai imam (pemimpin) bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” [ Q.S. Al-Baqarah / 2 : 124 ]

Dalam ayat di atas, kita akan dapat lihat dengan jelas bahwa kata "imam" diartikan sebagai "pemimpin" yang semakna dengan kata "imam" dan sudah menjadi kosakata tersendiri juga dalam bahasa Indonesia.

Dengan melihat ayat lainnya yang menggunakan kata "kitab" dan "imam" maka dapat kita simpulkan bahwa penerjemahan yang menterjemahkan dan penafsiran yang menafsirkan kata "imam" dengan "kitab" adalah BATIL.

----------

3. Melihat ketidakkonsistenan penerjemahan kata "imamim mubin"

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْۘ وَاِنَّهُمَا لَبِاِمَامٍ مُّبِيْنٍۗ

Fantaqamnā min-hum, wa innahumā labi`imāmim mubīn. 
[ Q.S. Al-Hijr / 15 : ayat 79 ]

Dalam ayat di atas, lagi-lagi kita menemukan upaya kata "imamim mubin" yang berusaha diterjemahkan keluar dari teksnya. Dan dalam logika, ketidakkonsistenan dapat menunjukkan kebatilan pada salah satunya atau kedua-duanya. Yang pasti, tidak mungkin keduanya adalah benar.

Dalam Al-Quran, kita mengenal kata الصِّرَاطَ (sirath) yang memiliki makna sebagai "jalan" sebagaimana yang terdapat dalam Surat Al-Fatihah ayat 6. Lalu mengapa Allah tidak menggunakan redaksi kata sirath tersebut jika hanya ingin mengatakan bahwasannya "kedua negeri itu terletal di satu jalan raya" ?

Mengacu pada Surat Al-Hijr ayat 79, saya menyimpulkan bahwa menerjemahkan dan mengartikan kata "imam" dalam Surat Yasin ayat 12 menjadi "kitab" adalah sebuah bentuk pemaksaan atau penyelewengan dari makna kata sesungguhnya.

----------

4. Mengacu pada kaidah bahasa

Dalam kaidah bahasa, kita mengenal istilah sinonim. Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.

Sebagai kata yang memiliki sinonim dengan kata yang lain, maka 2 kata yang berbeda namun memiliki makna yang sama tersebut dapat digunakan pada suatu kalimat tanpa menghilangkan makna dan tujuannya. Misalnya, kata "taat", "patuh" dan "tunduk" yang dalam Al-Quran kita akan temukan penerjemahannya dari kata yang berbeda, namun jika kata "taat", "patuh" dan "tunduk" digunakan sebagai kata terjemahannya secara bergantian maka tidak akan mengurangi makna dan tujuannya secara esensial.

Namun kata "imam" bukanlah sinonim dari "kitab", atau sebaliknya, kata "kitab" bukanlah sinonim dari kata "imam". Untuk mengujinya, silahkan Anda periksa dengan jujur ! Dapatkah kedua kata tersebut digunakan secara bergantian dalam suatu kalimat tanpa mengurangi maksud dan tujuannya ?

Jika TIDAK, maka hal ini menunjukkan bahwa kata "imamim mubin" tidaklah dapat diterjemahkan menjadi "kitab yang jelas". Ia haruslah diterjemahkan ke dalam terjemahannya secara literal, yaitu "imam yang jelas".

Mengacu pada penjelasan tentang kaidah bahasa ini, saya menyimpulkan bahwa menerjemahkan dan mengartikan kata "imam" dalam Surat Yasin ayat 12 menjadi "kitab" adalah sebuah bentuk pemaksaan atau penyelewengan dari makna kata sesungguhnya.

----------

KESIMPULAN :

Menerjemahkan kata "imamim mubin" dengan "kitab yang jelas" adalah sebuah tindakan yang BATIL karena telah melanggar kaidah-kaidah secara bahasa dan logika serta melanggar kaidah Al-Quran itu sendiri.

Sangat besar kemungkinan bahwa penerjemahan kata "imamim mubin" menjadi "kitab yang jelas" adalah sebuah upaya menyimpangkan umat dari sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan beragama. Dan memang jika mengacu kepada teori psikologi dan manajemen, peran imam / pemimpin atau tentang kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat penting di mana itu terkait dengan keteraturan dalam semua aspek kehidupan.

Tulisan ini adalah sebuah upaya penulis untuk memahami ayat suci Al-Quran. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya, terutama dalam upaya memahami ayat suci Al-Quran. Aamiin. Allahumma shali 'ala Muhammad wa aali Muhammad.


Salam Cerdas Bernalar dan Beragama,


Max Hendrian Sahuleka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • SHARE