Untuk menilai mana capres yang terbaik dari capres-capres yang ada, kita harus membuat alat atau cara untuk menilainya yang sama. Inilah yang disebut dengan menilai secara obyektif. Yang kita nilai adalah objeknya. Objeknya ini akan mencerminkan subjeknya. Dan menilai secara obyektif inilah yang dapat dikatakan sebagai cara menilai yang adil. Sungguh Allah memerintahkan kita untuk berlaku adil karena adil itu dekat dengan taqwa. [ Lihat Al-Quran, Surat Al-Maidah ayat 8 ]
Tanpa melakukan penilaian secara obyektif maka penilaian dapat jatuh ke dalam subyektivitas atau menilainya secara subyektif, menilai berdasarkan pertimbangan-pertimbangan emosional, yang tidak memiliki dasar rasionalitas yang kuat, yang berdasarkan sentimen tertentu, yang berdasarkan like dan dislike.
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sama-sama pernah menjabat sebagai gubernur. Oleh karena itu, salah satu alat atau cara untuk menilai secara obyektif adalah dengan melihat APBD dari daerah yang mereka pimpin sebagai gubernur selama masa menjabat.
Mungkin ada yang berkomentar bahwa penyusunan APBD dari daerah yang mereka pimpin sebagai gubernur selama masa menjabat tidaklah obyektif karena dianggap sebagai tidak apple to apple, berbeda besarnya dan berbeda masalah yang dihadapi.
Namun mengapa saya mengajukan untuk melihat APBD dari yang mereka susun selama masa menjabat adalah karena dari situ kita akan tahu paradigma mereka, sejauh mana mereka berpihak pada rakyat, sejauh mana mereka berorientasi pada pembangunan, dan sejauh mana APBD yang disusun itu efektif dan efisien.
Paradigma mereka dalam menyusun APBD ini niscaya juga akan turut berpengaruh pada APBN yang akan mereka susun jika mereka menjabat sebagai presiden nantinya.
Dan tidak berhenti di situ, dengan melihat APBD yang mereka susun selama menjabat sebagai gubernur, kita juga dapat mengukur kinerja mereka. Seberapa besar dari APBD yang telah disusun itu yang berhasil direalisasikan dan kemudian seberapa besar dampaknya dalam mengatasi masalah yang ada di daerah tersebut, terutama masalah-masalah yang ada.
Insya Allah, suatu saat saya akan membuat tulisan tentang analisa paradigma dan kinerja mereka berdasarkan dari APBD yang mereka susun selama masa jabatannya sebagai gubernur.
Namun demikian, sesungguhnya Anda dapat melakukan analisa dan penilaian tersendiri atas paradigma dan kinerja Ganjar Pranowo dan Anies Basweda berdasarkan APBD yang mereka susun dan digunakan atau direalisasikan.
Tentu saja untuk menilainya, kita butuh data APBD yang mereka susun sebagai gubernur selama masa jabatan mereka. Selain itu, kita juga butuh data atas kinerja mereka, apakah digunakan sesuai peruntukannya, apakah digunakan secara efektif dan efisien, dan seberapa besar dampaknya dalam mengatasi masalah utama di daerah tersebut.
Dan seharusnya kita dapat dengan mudah memperoleh itu karena ada yang namanya e-budgeting. Dari sini juga, kita dapat menilai mereka yaitu sejauh mana transparan dalam menyusun anggaran. Semakin rinci maka ini artinya mereka semakin transparan. Jika ada di antara mereka yang tidak transparan, apalagi sampai menutup situs e-budgeting-nya maka kita dapat bertanya-tanya dan meragukan integritas dan kejujuran atau ketransparanan mereka di mana ini artinya kemungkinan besar ada penyimpangan atau penyelewengan anggaran.
Lagi-lagi saya menekankan tentang pentingnya kejujuran atau karakter jujur bagi seorang pemimpin. Hasil survey James Kouzes dan Barry Posner menunjukkan bahwa karakter jujur (honest) merupakan karakter yang paling utama atau paling penting dari pemimpin yang dikagumi jauh mengungguli karakter-karakter lainnya sebagaimana dapat dlihat pada gambar di bawah ini :
Dan terkait tentang kejujuran sebagai karakter paling utama dari seorang pemimpin, insya Allah saya akan membahas tentang bagaimana cara menyingkap diri mereka apakah memiliki karakter jujur atau tidak dari berbagai alat atau cara, seperti grafologi, mikro ekspresi (microexpression), bahasa tubuh (body language) dan lain sebagainya di mana semua alat dan metode ini juga merupakan alat untuk menilai para capres yang ada secara obyektif.
Jika Anda sudah menguasai seluruh atau sebagian alat atau cara untuk mengetahui karakter seseorang apakah jujur atau tidak, maka nilailah para capres yang ada berdasarkan alat atau cara ini.
Dan secara moral dan agama, kita haruslah mendukung capres yang memiliki tingkat kejujuran yang paling tinggi karena jujur merupakan karakter yang paling utama sebagaimana dikatakan oleh James Kouzes dan Barry Posner di atas.
Salam Cerdas Bernalar dan Beragama,
Max Hendrian Sahuleka
( Founder Primagraphology Training & Consulting, Penulis Buku "The Power of Signature: Mengenal dan Mengubah Diri melalui Tanda Tangan". )
PROFIL, PROGRAM DAN PRESTASI GANJAR PRANOWO :
MENILAI PARA CAPRES SECARA KOMPARATIF :
PESAN-PESAN MORAL GANJAR PRANOWO :
ANALISIS KRITIS :
ARTIKEL-ARTIKEL LAINNYA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar